PEMETAAN BAHASA DI KABUPATEN YAHUKIMO (Language Mapping in Yahukimo District)
Abstract
In 2022, the Indonesian House of Representatives of the Republic of Indonesia has approved the formation of three new provinces in Papua. The new provinces are South Papua Province, Central Papua Province, and Papua Mountains Province. The expansion has encouraged the acceleration of development in Papua. One of the regencies that has a low level of accessibility is Yahukimo Regency. This is because there are only two choices of transportation to get there, such as air transportation or water transportation through the rivers. In this regard, the effort to language documentation in Yahukimo Regency is important. Language documentation effort in this study by mapping language based on a dialectological approach. This language mapping in Yahukimo Regency aims to identify the linguistic situation and conditions that existed there before the impact of regional expansion. This can be said as a language preservation effort. The research data is taken from language data that has been collected by the National Agency for Language Development and Cultivation under authority of the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology from 1992 to 2019. Language mapping uses a dialectological approach that includes dialectometric calculations and language maps. As a result, there are 25 languages in Yahukimo Regency that have been mapped to date. However, the low level of accessibility means that not all areas in Yahukimo Regency can be identified and mapped. Further research opportunities are still wide open to identify languages in Yahukimo Regency.
Abstrak
Kabupaten Yahukimo merupakan kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan—salah satu provinsi baru di Papua—yang memiliki aksesibilitas rendah. Karakteristik wilayah Yahukimo yang masih tertutup memiliki dampak keterlindungan penggunaan bahasanya dari pengaruh luar. Data pemetaan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2019) belum menggunakan penggolongan provinsi terbaru dengan adanya penambahan tiga provinsi baru (Provinsi Papua Pegunungan, Provinsi Papua Tengah, dan Provinsi Papua Selatan). Upaya mendokumentasikan bahasa seperti yang ada di Kabupaten Yahukimo ini menjadi penting. Pendokumentasian bahasa dalam penelitian ini dilakukan dengan pemetaan bahasa berdasarkan pendekatan dialektologi. Pemetaan bahasa di Kabupaten Yahukimo bertujuan mengidentifikasi situasi dan kondisi kebahasaan yang ada di sana sebelum adanya dampak pemekaran wilayah. Hal ini dapat dikatakan sebagai upaya pelindungan bahasa. Data penelitian diambil dari data bahasa yang telah dikumpulkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sejak tahun 1992 hingga 2019. Pemetaan bahasa menggunakan pendekatan dialektologi yang memuat penghitungan dialektometri dan peta bahasa. Hasilnya, ada 25 bahasa di Kabupaten Yahukimo yang terpetakan hingga saat ini. Peluang penelitian lanjutan masih terbuka lebar untuk mengidentifikasi bahasa-bahasa di Kabupaten Yahukimo.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ayatrohaedi. (2002). Pedoman Penelitian Dialektologi. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2018). Pedoman Penelitian Pemetaan Bahasa di Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2019). Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia (6th ed.). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Badan Pusat Statistik. (2018). Survei Potensi Desa. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba.
Boberg, C., Nerbonne, J., & Watt, D. (2018). The Handbook of Dialectology. Wiley Blackwell.
Budiono, S. (2018). Pelacakan Kosakata Jawa Kuno: Studi Kasus di Kecamatan Tambak Banyumas dan di Kecamatan Glagah Banyuwangi Berdasarkan Kajian Dialektologi. Universitas Indonesia.
Budiono, S. (2021). Identifikasi dan Penentuan Status Bahasa di Kabupaten Asmat Provinsi Papua. Prosiding Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia, 359–364.
Budiono, S., & Munawarah, S. (2015). Dilema Status Bahasa Masyarakat Using: Antara Pernyataan dan Kenyataan: Kajian Dialektologi. Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 13, 55–60.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman Bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan
Bahasa Negara dan Bahasa Daerah, (2007).
Lauder, M. R. (2007). Sekilas Mengenai Pemetaan Bahasa. Akbar Media Eka Sarana.
Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kabupaten Yahukimo, (2018).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42 Tahun 2018 tentang Kebijakan Nasional Kebahasaan dan Kesastraan, (2018).
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan Pembinaan Dan Pelindungan Bahasa Dan Sastra Serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/41672/perpres-no-157-tahun-2014
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, (2019).
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. (2022). Pembentukan Tiga Provinsi Baru di Papua. https://setkab.go.id/pembentukan-tiga-provinsi-baru-di-papua/
Syarfina, T., & Budiono, S. (2022). Perbandingan Peta Bahasa dan Peta Administrasi di Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua. Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA), 5, 186–196. https://doi.org/10.32734/lwsa.v5i2.1375
Syarfina, T., Budiono, S., & Nurhuda, D. (2022). Language Variations in Jayapura City: A Study of Dialectology. Proceedings of the First International Conference on Democracy and Social Transformation, ICON-DEMOST 2021, September 15, 2021, Semarang, Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.15-9-2021.2315616
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2022 tentang Pembentukan Provinsi Papua Selatan.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pembentukan Provinsi Papua Tengah.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pembentukan Provinsi Papua Pegunungan.
Refbacks
- There are currently no refbacks.