Analisis Wujud Kelisanan Kapata Maluku Tengah
Abstract
Kapata is an oral literature that reflects the identity of the Maluku community. Kapata, as an oral tradition product, takes the form of engaging texts. This study aims to identify the form of oral speech in Central Maluku. The data collection method identifies the kapata poems by reading and recording data according to the research focus. The data for this research are kapata poems, while the data source is a collection of kapata poems. This research phase includes the process of (1) reduction, (2) presentation, and (3) conclusion. The data analysis theory used is Walter J Ong's theory of oral analysis. The results of the study found that there were nine forms of orality in words, which included (1) additive, (2) aggregative, (3) redundant, (4) conservative, (5) close to human life, (6) agonistic, (7) empathic, (8) homeostatic, and (9) situational.
Abstrak
Kapata merupakan sastra lisan yang menunjukkan identitas masyarakat Maluku. Kapata sebagai produk kelisanan memiliki wujud teks yang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi wujud kelisanan kapata Maluku Tengah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan identifikasi terhadap syair-syair kapata dengan cara membaca dan mencatat data sesuai fokus penelitian. Data penelitin ini merupakan syair-syair kapata, sedangkan sumber datanya adalah buku kumpulan syair-syair kapata. Tahap penelitian ini meliputi proses (1) reduksi, (2) penyajian, dan (3) penarikan kesimpulan. Teori analisis data yang digunakan menggunakan teori analisis kelisanan Walter J Ong. Hasil penelitian ditemukan ada 9 wujud kelisanan dalam kapata yang meliputi, (1) aditif, (2) agregatif, (3) redundansi, (4) konservatif, (5) dekat dengan kehidupan manusia, (6) agonistik, (7) empatik, (8) homeostatis, dan (9) situasional.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahmad, A. (1994). Pengantar Pengajaran Kesusastraan. Dewan Bahasa dan Pustaka.
Astika, I Made ,& Yasa, I. N. (2014). Sastra Lisan: Teori dan penerapannya. Graha Ilmu.
Baharuddin. (2007). Fungsi Umpasa Pada Masyarakat Simalungun. Medan Makna, 4, 36–42.
Brown, D. (2016). Oral Literature in South Africa: 20 Years On, Current Writing. Text and Reception in Southern Africa, 28(2), 108–118. https://doi.org/10.1080/-1013929X.2016.1202037
Effendi, R. (2012). Eksistensi Sastra Lisan Mahalabiu. Litera, 11(2), 298–313. https://doi.org/10.21831/ltr.v11i2.1071
Fitria. (2018). Nilai Budaya dalam Sastra LisanRampi Rampo. Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan, 15, 214–224.
Garing, J., Firdaus, W., Herianah., Ridwan, M., Erniati., Budiono, S.,
Pariela, D. (2023). Identifying and Resolving Conflicts Using Local Wisdom: A Qualitative Study. Journal of Intercultural Communication, 24(4), 69–81. https://doi.org/10.36923-/jicc.v23i3.156
Herianah. (2017). Gaya Bahasa Dalam Sastra Lisan Wolio. Sawerigading, 23(1), 49–51.
Herianah, H., & Garing, J. (2020, November 13). Diction Form and Language Style in Sabda Luka Novel by S. Gegge Mappangewa. Proceedings of the First International Conference on Communication, Language, Literature, and Culture, ICCoLLiC 2020, 8-9 September 2020, Surakarta, Central Java, Indonesia.https://doi.org/10.4108/eai.8-9-2020.2301401
Hestiyana. (2014). Fungsi Dan Makna Sastra Lisan Banjar Mahalabiu the Function and Meaning of Banjar’S Oral Literature, Mahalabiu. Jurnal BÉBASAN, 1(1), 32–40.
Hide, K. (2003). Symbol Ritual and Dementia. Journal of Religious Gerontology, 13(3–4), 77–90. https://doi.org/10.1300/-J078v13n03_06
Jatmiko, D., & Poerbowati, E. (2015). Kelisanan dan Keberaksaraan dalam puisi Siti Surabaya Karya F. Aziz Manna. Parafrase, 15(1), 37–44.
Kurnianto, E. Agus. (2017). Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Warag-Warak dan Ringgok- Ringgok Suku Komering Sumatera Selatan Volume. Alayasastra, 13, 1–10. https://doi.org/10.36567/aly.v13i1.80
Latupapua, Falantino Eryk, Maspaitella, Martha, Solissa, Everhard Markiano Somelok, Grace, & HLelapary, eppy L. (2013). Kapata: Sastra Lisan Maluku Tengah. Madah.
Letlora, P. S. (2018). Symbol and Meaning of Kapata Oral Tradition Textsin Central Maluku. ELS Journal on Interdisciplinary Studies on Humanities, 1(2), 218–225. https://doi.org/10.34050/els-jish.v1i2.-4387
Leuape, E. S., & Dida, S. (2017). Dialetika Etnografi Komunikasi Emik-Etik Pada Kain Tenun. Jurnal Kajian Komunikasi, 5(2), 147. https://doi.org/10.24198/-jkk.v5i2.8637
Mariscal de Rhett, B. (1987). The Structure and Changing Functions of Oral Traditions. Journal Oral Tradition, 2(2–3), 645-66.
Miles, Matthew B & Huberman, A. (2014). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Universitas Indonesia (UI-Press).
M’jamtu-Sie, N. (2007). The Impact of Culture and Tradition on Attitudes to Health in Sierra Leone. Journal of Hospital Librarianship, 6(4), 93–107. https://doi.org/10.1300/J186v06n04_10
Musfeptial. (2017). Peran Sastra Lisan dalam Penguatan Ketahanan Nasional Indonesia. Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan, 14, 701–712.
Nursalam, Nurhikmah, & Purnamasari, N. I. (2019). Nilai Pendidikan Karakter dalam Teks Sastra Lisan Kelong Makassar. Jurnal Lingue: Bahasa, Budaya, dan Sastra, 1(1), 88–95.
Ong, W. J. (1989). Orality and Literacy: The Technologizing of the Word. Methuen.
Ong, W. J. (2013). Kelisanan dan Keaksaraan (Terjemahan Bisri Efendi). Gading.
Penjore, D. (2009). Oral Traditions as Alternative Literature: Voices of Dissent in Bhutanese Folktales. Storytelling, Self, Society, 6(1), 77–87. https://doi.org/DOI: 10.1080/15505340903393237
Rukayah, R., & Thaba, A. (2019). Modus Ekspresi Kearifan Lokal Masyarakat Bugis: Suatu Kajian Elong Ugi Dengan Perspektif Hermeneutika (Expression Mode of Bugis Local Wisdom: A Study of Elong Ugi with Hermeneutic Perspectives). Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa, 16(2), 257. https://doi.org/10.26499/metalingua.v16i2.134
Saputra, H. S. P. (2010). Formula Dan Ekspresi Formulaik: Aspek Kelisanan Mantra dalam Pertunjukan Reog. Atavisme, 13(2), 161–174. https://doi.org/10.24257/atavisme.v13i2.128.161-174
Sesi Bitu, Y., & Rahardi, R. K. (2020). Preservasi Nilai Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Teda Masyarakat Kabizu Beijello Melalui Ranah Pendidikan (Preservation of Local Wisdom Teda Oral Tradition of Kabizu Beijello Community through the Domain of Education). Kandai, 16(2), https://doi.org/10.26499/-jk.v16i2.2195
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sukatman. (2009). Butir-Butir Tradisi Lisan Indonesia. LaksBang PRESSindo.
Yulita Titik, S., & Susanti, B. T. (2021). Signifikansi Rumah Adat Baileo Sebagai Simbol Eksistensi Negeri di Ambon. Tesa Arsitektur, 18(2), 90-96. https://doi.org/10.24167/tesa.v18i2.2920
Suroto, H. (2011). Melacak Jejak Situs Arkeologi dari Sastra Lisan. Kibas Cenderawasih, 7(1), 19–26. https://doi.org/https://doi.org/10.26499/kc.v7i1.68
Teeuw, A. (1994). Indonesia antara Kelisanan dan Keberaksaraan. PT Penebar Swadaya.
Teeuw, A. (2015). Sastra dan Ilmu Sastra. Pustaka Jaya.
Refbacks
- There are currently no refbacks.