Nilai Kearifan Lokal sebagai Pilar Pemertahanan Teater Tradisional Mendu Kalimantan Barat

Gunta Wirawan, Eti Sunarsih, Wahyuni Oktavia, Safrihady Safrihady, Zulfahita Zulfahita, Sri Mulyani, Lili Yanti

Abstract

Traditional theater Mendu has become the identity of the West Kalimantan Malay community because in the Mendu performance various Malay elements are preserved such as customs, oral traditions, oral literature, regional languages, traditional clothing, regional dances, Malay pencak silat and other values. These values are local wisdom that can be a pillar in maintaining traditional theater Mendu. This research aims to describe the local wisdom values contained in the traditional theater Mendu of West Kalimantan. The method used is a qualitative descriptive method with an ethnographic approach. The research results show that Mendu has good local wisdom values, that are worth preserving. These values are integrated into a Mendu performance, including: (1) the value of Malay identity, (2) religious values, (3) the value of the tradition of cooperation, (4) the value of preserving regional languages, (5) the value of preserving oral literature, (6) the value of preserving traditional pencak silat, (7) the value of preserving traditional Malay clothing, (8) the value of preserving regional dances, (9) the value of Malay customs, (10) the value of community education, (11) the value of kinship and social solidarity.

 

Abstrak

Teater tradisional Mendu menjadi identitas masyarakat Melayu Kalimantan Barat dikarenakan dalam pertunjukan Mendu tersimpan berbagai unsur kemelayuan seperti adat istiadat, tradisi lisan, sastra lisan, bahasa daerah, pakaian adat, tari daerah, pencak silat Melayu, dan nilai-nilai lainnya. Nilai-nilai tersebut merupakan kearifan lokal yang dapat menjadi pilar dalam pemertahanan teater tradisional Mendu. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam teater tradisional Mendu Kalimantan Barat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatf dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mendu memiliki nilai kearifan lokal yang baik, sehingga patut untuk dilestarikan. Nilai-nilai tersebut terintegrasi dalam sebuah pertunjukan Mendu, antara lain: (1) nilai identitas melayu, (2) nilai religi, (3) nilai tradisi gotong royong, (4) nilai pemertahanan bahasa daerah, (5) nilai pelestarian sastra lisan, (6) nilai pelestarian pencak silat tradisional, (7) nilai pelestarian pakaian adat melayu, (8) nilai pelestarian tari daerah, (9) nilai adat istiadat Melayu, (10) nilai edukasi masyarakat, (11) nilai kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

Keywords

Traditional theater; Mendu; Local wisdom values

Full Text:

PDF

References

A. Halim R (ed.). (2013). Mendu Teater Rakyat Kalimantan Barat. Manuskrip. Makalah tidak diterbitkan.

A. Rahman, P.N., & Ahmad, Z (2017) Relation of Devarāja Symbolism And Spiritualism In Malay Classical Literature. Kemanusiaan, The Asian Journal of Humanities. 24 (2), 123–139. https://doi.org/10.21315/kajh2017.24.2.5

A.A. Komaruddin. (1983/1984). Mendu Teater Rakyat Daerah Kalimantan Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Bidang Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian Kalimantan Barat.

Abd. Rahima, Nursalam, Asri Ismailc, Asia Md, Nurindah Purnama Sarie. (2023). Analisis Wujud Kelisanan Kapata Maluku Tengah. Sawerigading. 29 (2), 179-191. https://doi.org/10.26499/sawer.v29i2.978

Abu Bakar, R. (2017). Traditional Communication in the Authorship of Hikayat Pelanduk Jenaka. Kemanusiaan, The Asian Journal of Humanities, 24 (1), 23–49. https://doi.org/10.21315/kajh2017.24.1.2

Achmad, A.K. (2006). Mengenal Teater Tradisional di Indonesia. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.

Achmad, A.K., Ganda, Y., Rochyatmo, A., & Mujiono (ed). (Tanpa Tahun Terbit). Ungkapan Beberapa Bentuk Kesenian (Teater, Wayang dan Tari). Jakarta: Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Ahimsa-Putra, H.S. (2007). Ilmuwan, Budaya dan Revitalisasi Kearifan Lokal: Tantangan Teoritis dan Metodologis. Pidato Ilmiah Dies Natalis FIB UGM ke-62. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Arybowo, S. (2010). The performance of Panggung Bangsawan in Riau Lingga, A reconstruction of a theatrical process. Wacana. 12 (1), 20-34.https://doi.org/10.17510/wjhi.v12i1.42

Asfar, D.A., (2019). Ciri-Ciri Bahasa Melayu Pontianak Berbasis Korpus Lagu Balek Kampong: Tuah Talino. 13 (1), 1-13. https://doi.org/10.26499/tt.v13i1.1474

Ashsubli, M. (2018). Islam dan Kebudayaan Melayu Nusantara (Menggali Hukum dan Politik Melayu dalam Islam). Jakarta: Penerbit Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia.

Cresswell, J.W. (2015). Penelitian Qualitatif & Desain Riset. Memilih di antara Lima Pendekatan. Terj. Ahmad Lintang Lazuardi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danandjaja, J. (1994). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: Nuansa Grafitipers.

Dimyati, I.S. (2010). Komunikasi Teater Indonesia. Bandung: Penerit Kelir.

Effendy, C. (2006). Becerite dan Bedande: Tradisi Kesastraan Melayu Sambas. Pontianak: STAIN Press.

Fang, L.Y. (2011). Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Garing, J., Firdaus, W., Herianah, H., Ridwan, M., Erniati, E., Budiono, S., & Pariela, T. D. (2023). Identifying and Resolving Conflicts Using Local Wisdom: A Qualitative Study. Journal of Intercultural Communication, 23(4), 69-81.

González, A.A. (2011). National Theaters on the Iberian Peninsula: CLCWeb: Comparative Literature and Culture. 13 (5), 1-7. https://doi.org/10.7771/1481-4374.1909

Haba, J. (2007). Analisis SWOT Kearifan Lokal dalam Resolusi Konflik. Dalam Amirrachman, A. (ed). Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku, dan Poso. (hlm. 324-338). Jakarta: International Center for Islam and Pluralism (ICIP).

Liliweri, A. (2014). Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung: Nusa Media. Manuskrif makalah: Kesenian Mendu Teater Rakyat Daerah Kalimantan Barat (tanpa nama pengarang dan tahun penerbitan).

McNeill, L.S. (2013). Folklore Rules: a Fun, Quick, and Useful Introduction to the Field of Academic Folklore Studies. Colorado: Published by Utah State University Press. https://doi.org/10.7330/9780874219067

Miles, M.B., Huberman, A.M., Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis: a Methods Sourcebook. California: SAGE Publications, Inc.

Mungmachon, R. (2012). Knowledge and Local Wisdom: Community Treasure. International Journal of Humanities and Social Science. 2 (13), 174-181.

http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_2_No_13_July_2012/18.pdf

Paluseri, D.D., Syahdenal, L.M., & Ryan. (2014). Warisan Budaya Takbenda Indonesia Penetapan Tahun 2014. Jakarta: Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Permana, C.E. (2010). Kearifan Lokal Masyarakat Baduy dalam Mengatasi Bencana. Jakarta: Wedatama Widia Sastra.

Rais, W.A. (2017). Kajian Etnolinguistik: Kearifan Lokal dalam Bahasa dan Budaya Jawa. Pidato Pengukuhan Guru Besar Etnolinguistik Bidang Kearifan Lokal Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Rosidi, A. (2011). Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Segedin, L. (2017). Theatre as a Vehicle for Mobilizing Knowledge in Education: International Journal of Education & the Arts. 18 (15), 1-14.

https://eric.ed.gov/?id=EJ1140611

Sudikan, S.Y. (2013). Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Nusantara. Dalam Endaswara, S (ed.). Folklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi. (hlm. 200-228). Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Suswandari. (2017). Kearifan Lokal Etnik Betawi (Mapping Sosio-kultural Masyarakat Asli Jakarta). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Spradley, J.P. (2007). Metode Etnografi. Terj. Amirudin. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Takari, M. (2005). Komunikasi dalam Seni Pertunjukan Melayu. Etnomusikologi.1 (2), 149-203.

https://adoc.pub/komunikasi-dalam-seni-pertunjukan-melayu.html

Wardani, N.E., & Widiyastuti, E. (2013). Mapping Wayang Traditional Theatre as a Form of Local Wisdom of Surakarta Indonesia. Asian Journal of Social Sciences & Humanities. 2 (2), 314-321.

http://www.ajssh.leena-luna.co.jp/AJSSHPDFs/Vol.2(2)/AJSSH2013(2.2-34).pdf

Wirawan, G. (2017). Mendu: Khazanah Melayu yang Terpendam. Dalam Yusriadi, Dedy Ari Asfar, dan Agus Syahrani (ed). Prosiding Dialog Borneo - Kalimantan xiii: Bahasa, Sastra, dan Budaya Serumpun. hlm. 102-118. Pontianak: Pustaka Melayu Gemilang, MABM Kalbar.

Wirawan, G., Waluyo, H.J., Suwandi, S., & Widodo, S.T. (2018). Mendu Traditional Theater as a Treasure of the Local Wisdom of West Kalimantan. Proceeding International Seminar On Recent Language, Literature, and Local Culture Studies (BASA). Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 280. hlm. 98-103. Paris: Atlantis Press.

https://www.atlantis-press.com/proceedings/basa-18/25906073

Wirawan, G., Waluyo, H.J., Suwandi, S., & Widodo, S.T. (2019). Mendu, Whose has it? (The Miserable Fate ofthe Traditional Theater Mendu West Kalimantan). Dalam Kundharu Saddhono dan Bagus Wahyu Setyawan (ed). Proceedings of the 1st Conference of Visual Art, Design, and Social Humanities by Faculty of Art and Design, CONVASH 2019. Hlm. 490-496. Publisher: EAI.

https://eudl.eu/doi/10.4108/eai.2-11-2019.2294775

Wirawan, G., Waluyo, H.J., Suwandi, S., & Widodo, S.T. (2020a). Surviving the Onslaught of Globalization: the Last Drops of Sweat of the Traditional Theater of Mendu, West Kalimantan. Rupkatha Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities.12 (1), 1-12. https://doi.org/10.21659/rupkatha.v12n1.31

Wirawan, G., Waluyo, H.J., Suwandi, S., & Widodo, S.T. (2020b). Traditional Theater Mendu of West Kalimantan as A Medium for Public Education. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (JPBSI).5(1),11-17.

https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JP-BSI/article/view/1629

Yunus, R. (2014). Nilai-Nilai Kearifan Lokal (Local Genius) Sebagai Penguat Karakter Bangsa: Studi Empiris Tentang Huyula. Yogyakarta: Deepublish.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.