FOLOSOFIS ELOKKELONG DALAM LONTARAK BUGIS
Abstract
Special or unique meaning found in elokkelong was influenced by cultural and social culture where the
exchange of meaning happens. Thus, the meaning should be interpreted based on social and cultural contexts.
Semantic study became the focus in the research problem that intended to describe philosophic meaning
implied in elokkelong found in Buginese lontarak. Method used was descriptive qualitative in order to
understand and interpret the meaning of a moment based on researcher perception. The result was expected
to understand in depth the meaning of elokkelong philosophy in Buginese lontarak. It was done because
meaning was an abstract concept that needed to understand the situational meaning beyond elokkelong.
Abstrak
Kekhasan atau keunikan makna yang terdapat dalam elokkelong dipengaruhi oleh konteks budaya dan
lingkungan tempat terjadinya pertukaran makna. Dengan demikian, makna harus diinterpretasikan
berdasarkan konteks sosial dan konteks budaya. Telaah semantik menjadi fokus utama dalam permasalahan
kajian ini yang bertujuan mendeskripsikan makna filosofis yang terkandung dalam elokkelong yang terdapat
dalam lontarak Bugis. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk memahami lebih dalam tentang makna filosofis elokkelong
dalam lontarak Bugis. Hal ini dilakukan sebab makna yang terkandung di dalamnya yang kadang-kadang
bersifat abstrak sehingga untuk mengerti dan memahami makna di balik elokkelong itu bersifat situasional.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, Hamid. 1985. Manusia BugisMakassar.
Suatu Tinjauan terhadap Pola Tingkah
Laku dan Pandangan Hidup Manusia
Bugis Makassar. Jakarta: Inti Idayu Press.
Chaer. Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta:
Rineka
Halliday, M.A.K. et al. 1994. Bahasa konteks dan
Teks: (Penerjemah Asruddin Barori Tou).
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Kridalaksana. Harimurrti. 1993. KamusLinguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Parawansa, P. Dkk. 1994. Sastra Sinrilik
Makassar. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Parera, J.D. 1991. Teori Semantik. Jakarta:
Airlangga.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal (Edisi
Kedua). Jakarta: Rineka Cipta.
Rasyid, Abd. 2003. Telaah Semantik Falsafah
Kepemimpinan Bugis. Makassar: Balai
Bahasa Ujung Pandang.
Sikki, Muhammad. 1995. Lontarak Bugis. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sumarsono, Prof. Dr. Med. 2004. Buku Ajar
"Filsafat Bahasa". Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Usman, H dan P.S. Akbar, 2000. Metode
Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
DOI: https://doi.org/10.26499/sawer.v19i1.418
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 SAWERIGADING

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
SAWERIGADING INDEXED BY:
________________________________________________________________________________
@2016 Sawerigading, Balai Bahasa Prov. Sulawesi Selatan dan Prov. Sulawesi Barat. Powered by OJS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.