SOSIOKULTURAL SASTRA SAWERIGADING DALAM VERSI TOLAKI
Abstract
Saweringading also known in Tolaki as Saweringadi is a very interesting story since the main character in famous La Galigo spread until the oversea. As the longest literary work and heritage of world literary, La Galigo must imply much meaning and reflectformer local indigenous such as the importance of wisdom value in facing something. Saweringadi as main character is much idoliged since its character in moving the plot and delivering value and socio-cultural building in social life. The story arises in many versions. The diversity emerges caused by the different of place and culture of society where the story develops. The existence of Saweringadi especially and La Galigo generally develops and then spread not only in Buginese society but also over the regional border which crosses its regional, even the country. Any approach like literary reception and semiotic is used in this research to support analysis. This research uncovers about socio-culture in Sawerigading of Tolaki version.
Abstrak Saweringading atau yang dikenal di Tolaki dengan nama Saweringadi adalah sebuah cerita yang sangat menarik karena merupakan tokoh utama dalam epos La Galigo yang terkenal itu dan tersebar hingga ke mancanegara. Sebagai karya sastra (terpanjang di dunia) dan merupakan warisan sastra dunia, La Galigo dipastikan sarat makna dan mereflikasikan kearifan budaya lokal masa lampau, seperti pentinya nilai kebijakan dalam menghadapi sesuatu. Hal itu menunjukkan bahwa warisan masa lampau itu sangat berarti bagi perkembangan kehidupan dan kemanusiaan masa kini. Saweringadi sebagai tokoh utama sangat diidolakan karena perannya yang sangat penting dalam menggerakkan alur cerita sekaligus mengantarkan pananaman nilai atau sosiokultural yang sangat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Cerita ini muncul dalam beberapa versi. Keragaman itu muncul akibat perbedaan tempat dan latar belakang kultur masyarakat tempat cerita itu berkembang. Kemunculan cerita tentang Saweringadi khususnya dan La Galigo pada umumnya berkembang dan selanjutnya tersebar tidak saja di lingkungan orang-orang Bugis, tetapi dapat melampaui batas-batas kedaerahannya melintasi batas daerah, bahkan batas Negara. Berbagai pendekatan, seperti resepsi sastra dan semiotik digunakan dalam penelitian untuk mendukung analisis. Penelitian ini mengungkap tentang sosiokultural dalam sastra Sawerigading versi Tolaki.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Al-Ahmady, Abdul Rahman. 2003. Sawerigading dalam La Galigo (Catatannya /dalam Versi Kelantan dan Trengganu serta Hubungannya dengan Yuwana di Semenajung Indocina dalam La Galigo: Menelusuri Jejak Warisan Sastra Dunia (hal. 193—202). Pusat Kegiatan Penelitian Universitas Hasanuddin dan Pemerintah Daerah Kabupaten Barru.
Ambo Enre, Fachruddin. 1999. Ritumpanna Welenrennge: Sebuah Episoda Sastra Bugis Klasik Galigo (Disertasi Fakultas Sastra, Universitas Indonesia) . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Basri dan Baso Siojang, 2003. Sawerigading Versi Sula.wesi Tengah dalam La Galigo: Menelusuri Jejak Warisan Sastra Dunia (hal. 97—131). Ujung Pandang: Pusat Kegiatan Penelitian Universitas Hasanuddin dan Pemerintah Daerah Kabupaten Barru.
Escarpit, Robert. 2008. Sosiologi Sastra (Terjemahan Ida Sundari Husen). Jakarta: Yayayasan Obor Indonesia.
Jabrohim (ed) 1994. Teori Penelitian Sastra. IKIP Muhammadiyah Yogyakarta: Masyarakat Poetika Indonesia.
Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Mashuri dan Naila Nilofar. 2008. Peran Ibu dalam Cerita Sarip Tamba.k Oso. Surabaya: Balai Bahasa Surabaya.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik Ke Arah Memahami
Metode Linguistik. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Sugono, Dendy (Ed.). 2008. Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Rahman, Nurhayati. 2003. La Galigo: Menelusuri Jejak Warisan Sastra Dunia (Editor). Ujung Pandang: Pusat Kegiatan Penelitian Universitas Hasanuddin dan Pemerintah Daerah Kabupaten Barru.
Rasyid, Abd. 1998. Cerita Rakyat Buton dan Muna di Sulawesi Tenggara. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Poskolonialisme Indonesia, Relevansi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tariama, Abdurrauf, dkk. 1981. Cerita R.akyat Daerah Sulawesi Tenggara. Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
DOI: https://doi.org/10.26499/sawer.v18i3.410
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 SAWERIGADING

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
SAWERIGADING INDEXED BY:
________________________________________________________________________________
@2016 Sawerigading, Balai Bahasa Prov. Sulawesi Selatan dan Prov. Sulawesi Barat. Powered by OJS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.