KEMANDIRIAN BUDAYA SEBAGAI KEKUATAN BANGSA SEBUAH KAJIAN TERHADAP NOVEL AYU MANDA
Abstract
Culture is society's concrete identity of the nation. Culture's firmness certainly will strengthen the nation. The
influence of globalisation era that can be denied must be adlmitted to take part in decreasing cultural parts of
life. When regional culture is weak to face foreigner culture's attack, local identity will decrease even will
undlermine the identity of society who supports it. Next problem is the disbelief towards his/her own culture
that can make the lost of the independence. It almost must be hard wave that make the confient and
independence of nation sunk. We will be the nation that always rely on other nation who brings new culture.
Finally, the strength of foreign culture will shake the governance. Therefore, the independence of regional culture
needs to be empowered as part of national culture, as an identity, and national identity that will be steered by
the nation it self. Thus, strategy of culture is needed.
Abstrak
Gencarnya arus globalisasi harus diakui turut menerjang sendi-sendi kehidupan kebudayaan.
Ketika titik-titik kebudayaan daerah rapuh oleh terjangan budaya asing, identitas kelokalan
akan menipis bahkan akan menggerogoti jati diri masyarakat pendukungnya. Tahap
selanjutnya adalah ketidakpercayaan atas budaya sendiri hingga hilanglah kemandirian itu.
Akhirnya, kekuatan budaya asing akan menggoyahkan tata kehidupan berbangsa dan
bernegara. Oleh karena itu, perlu ada upaya penguatan kemandirian budaya daerah sebagai
bagian dari kebudayaan nasional, sebagai jati diri, dan identitas bangsa yang akan berhilir pada
bangsa yang mandiri. Penelitian ini mendedahkan novel yang menceritakan kekuatan
kemandirian budaya Bali, yaitu Ayu Manda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif melalui studi pustaka. Penelitian ini bertujuan mengungkap
kekuatan budaya daerah atas desakan budaya Barat sekaligus menunjukkan kekuatan budaya
daerah sebagai kekuatan jati diri dan identitas bangsa.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abrams, M.H. 1979. The Mirror and The lamp:
Romantic Theory and the Critical Tradition.
New York: Oxford University Press
Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi Sastra
sebuah Pengantar Ringkas. Cetakan ketiga.
Jakarta: Pusat Pembiaan dan
Pengembangan Bahasa, Depdikbud.
Darmawan, I Made Iwan. 2010. Ayu Manda.
Jakarta: Grasindo
Iser, Wolfgang. 1987. The Act of Reading: A Theory
of Aesthetic Response. Baltimore: The
Johns Hopkins University Press.
Levi-Strauss, C. 1963. Structural Anthropology. New
York: Basic Books.
Littlejohn, Stephen W,. 2002. Theories of Human
Communication (edisi ketujuhj. Belmont:
Thomson Learning.
Mohamad, Gunawan. 2008. "Melupakan Puisi
dan Bangsa, Satu Motif dalam
Modernisme Sastra Indonesia Sesudah
" dalam Sastra Indonesia Modern
Kritik Postkolonial. Jakarta: KITLV dan
Yayasan Obor.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2003. Beberapa Teori
Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma Sosiologi
Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riffaterre, Michael. 1978. Semiotics of Poetry.
Bloomington and London:IUP
Saad, M. Saleh. 1967. "Catatan Kecil sekitar
Penelitian Kesusatraan" dalam Lukman
Ali, ed. Bahasa dan Kesusastraan Indonesia
sebagai Cermin Manusia Indonesia Baru.
Jakarta: Gunung Agung
Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi.
Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
DOI: https://doi.org/10.26499/sawer.v17i1.355
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 SAWERIGADING

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
SAWERIGADING INDEXED BY:
________________________________________________________________________________
@2016 Sawerigading, Balai Bahasa Prov. Sulawesi Selatan dan Prov. Sulawesi Barat. Powered by OJS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.