REFLEKSI ADAB DAN ADAT DALAM SASTRA MAKASSAR

Salmah Djirong

Abstract


Literature is the description of social condition the time the literary work was written. Thus, it can be said that literary reflects its social life. It means, the thing implied in the literature of course is reflection of society at the certain time. Then, the words culture and tradition are chosen to be the title of the writing. First, Makassar literary works in this writing relates literature as source of local wisdom. Second, the words culture and tradition are used as conceptual works, to rebuild national character as civilized society that is also called civil society nowadays.

 

Abstrak Sastra itu merupakan penggambaran kembali keadaan masyarakat yang ada pada saat karya sastra itu ditulis. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sastra merefleksikan kehidupan masyarakatnya. Artinya, apa yang terkandug di dalam sastra tentu merupakan pantulan gambaran keberadaan masyarakat pada suatu saat, merupakan gambaran kembali apa-apa yang hadir di tengah-tengah masyarakat pada waktu itu. Adapun kata adab dan adat yang dipilih untuk dijadikan judul tulisan ini. Pertama, karya-karya sastra Makassar dalam tulisan ini menghubungkan sastra sebagai sumber kearifan lokal, khususnya yang berkenaan dengan adat dan adat istiadat. Kedua, kata-kata adab dan adat dipakai sebagai kata-kata konseptual, untuk membangun kembali karakter bangsa (nation character building) sebagai masyarakat yang berperadaban yang biasa disebut Masyarakat Madani dewasa ini.


Keywords


cultural; traditional; reflection of Makassar literature ; adab; adat; refleksi Sastra Makassar

Full Text:

PDF

References


Arief, Aburaerah.1982. "Sastra Kelong Makassar merupakan Salah Satu Pencerminan Pribadi Masyarakat Makassar". Ujung Pandang: Tesis.

Basang, Djirong. 1986. Ta.man Sastra Makassar. Ujung pandang: Percetakan Offset CV Alam.

Djamaris Edward. 2003. Adab dan Adat: Sastra Nusantara. Jakarta: Pusat Bahasa, Departeten Pendidikan Nasional.

Faruk, 1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Matthes, Benjamin Frederik. 1859. MakassaarschHollandasch Woondendoek. Amsterdam: Het Nederlandsche Bijbelgenoot.

Matthes, Benjamin Frederik. 1883. Makassaarsch Chrestomathie. Amsterdam: Het Nederlandsche Bijbelgenoot.

Nappu, Sahabuddin. 1986. Kelong dalam Sastra Makassar. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.

Rahim, A.Rahman. 1985. Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis. Ujung Pandang: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin.

Sikki, Muhammad. et al. 1991. Nilai-Nilai Budaya dalam Susastra Daerah Sulawesi Selatan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tangdilintin, L.T. 1986. Ungkapan Tradisional sebagai Sumber Informasi Kebudayaan Daerah Sulawesi Selatan. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.




DOI: https://doi.org/10.26499/sawer.v17i2.315

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 SAWERIGADING

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

SAWERIGADING INDEXED BY:

 Google Scholar Indonesian Scientific Journal Database (ISJD) WorldCat 

 

________________________________________________________________________________

@2016 Sawerigading, Balai Bahasa Prov. Sulawesi Selatan dan Prov. Sulawesi Barat. Powered by OJS  

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.