KELONG SISILA-SILA DALAM BAHASA MAKASSAR

Nursiah Tupa

Abstract


Poetry is one communication tools of Makassar society to express feeling and thought. Poetry as a kind of literary works has function and position in the life of speaker. For instance, those functions are entertaining tool, communication tool of juvenile, and magic media. The paper aims to eternalize and preserve cultural and literary value of Makassar society. Poetry of Sisila-sila is generally used by juvenile as a medium of communication to deliver their feeling in love. Using this poetry, they intercommunicate their feeling, starting from acquaintanceship, then falling in love, then being accepted or refused, to getting marriage.

 

Abstrak Kelong merupakan salah satu alat komunikasi bagi masyarakat Makassar untuk        mengungkapkan isi hati, pikiran dan perasaannya. Sastra kelong mempunyai fungsi dan kedudukan di tengah-tengah kehidupan masyarakat penuturnya. Misalnya sebagai alat penghibur, alat komunikasi dalam pergaulan muda-mudi, dan sebagai sarana kekuatan magis. Penulisan makalah  ini bertujuan melestarikan dan mengangkat kembali nilai budaya  dan sastra masyarakat Makassar.  Kelong sisila-sila ini pada umumnya digunakan oleh muda mudi sebagai media untuk berkomunikasi guna mengutarakan perasaannya dalam bercinta. Melalui kelong ini  mereka saling mengungkapkan perasaannya masing-masing, mulai dari perkenalan, lalu jatuh hati, kemudian diterima atau ditolak cintanya hingga memasuki bahtera hidup berumah tangga.  


Keywords


Sisila-sila poetry; Makassar; Kelong sisila-sila

Full Text:

PDF

References


Arif, Aburaerah. 1982. “Sastra Kelong Makassar Merupakan Salah Satu Pencerminan Pribadi Masyarakat Makassar”. Tesis tidak Diterbitkan. Ujung Pandang.

Basran, Mustamin. 1990. Sastra Lisan Puisi Makassar. Ujung Pandang: Balai Penelitian Bahasa.

Hakim, Zainuddin. 1998. “Kelong dan Fungsinya dalam Masyarakat”. Bunga Rampai. Ujung Pandang Balai Penelitian Bahasa.

----------- 1996. “Ungkapan Tradisional Makassar Ditinjau dari Segi Sudut Nilai dan Manfaat.” Bunga Rampai. Ujung Pandang: Balai Penelitian Bahasa.

Mattulada. 1977. Kepemimpinan Orang Makassar. Jakarta: Berita Antropologi Universitas Indonesia.

Mulya, Abd. Kadir. 2004. Nilai-Nilai Sosial Budaya Masyarakat Makassar. Dalam Sawerigading. No. 18, Mei 2004. Ujung Pandang: Balai Penelitian Bahasa.

Nasruddin. 1993. Nilai Religi dalam Kelong Sastra Makassar. Ujung Pandang: Balai Penelitian Bahasa.

Nappu, sahabuddin. 1986. Kelong dalam Sastra Makassar. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.

Sikki, Muhammad. 1994. Eksistensi Elong sebagai Cipta Sastra. Ujung Pandang: Balai Penelitian Bahasa; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

.Tupa, Nursiah. 2005. “Pantun Perkenalan dalam Bahasa Toraja”. Dalam Sawerigading: Nomor: 21, Agustus 2005. Ujung Pandang Balai Penelitian Bahasa.




DOI: https://doi.org/10.26499/sawer.v16i2.312

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 SAWERIGADING

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

SAWERIGADING INDEXED BY:

 Google Scholar Indonesian Scientific Journal Database (ISJD) WorldCat 

 

________________________________________________________________________________

@2016 Sawerigading, Balai Bahasa Prov. Sulawesi Selatan dan Prov. Sulawesi Barat. Powered by OJS  

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.